Pembelajaran daring di SMAN 5 Makassar telah menjadi tren yang semakin populer di tengah pandemi Covid-19. Guru dan siswa di sekolah ini telah menjalani pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran daring.

Menurut Bambang Sutopo, seorang ahli pendidikan dari Universitas Negeri Makassar, pembelajaran daring dapat memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih luas bagi siswa. Namun, tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran daring tidak bisa dianggap remeh. “Guru dan siswa perlu memiliki kesiapan dan keterampilan teknologi yang memadai untuk dapat menjalani pembelajaran daring dengan baik,” ujarnya.

Guru-guru di SMAN 5 Makassar merasa bahwa pembelajaran daring menuntut mereka untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan teknologi. Sementara itu, siswa-siswa merasa perlu untuk lebih mandiri dalam belajar dan mengatur waktu mereka dengan baik. “Pembelajaran daring mengajarkan kami untuk lebih proaktif dan bertanggung jawab terhadap proses belajar kami,” kata salah satu siswa kelas XII.

Meskipun demikian, tidak semua siswa dan guru merasa nyaman dengan pembelajaran daring. Beberapa siswa merasa kesulitan untuk memahami materi secara mandiri tanpa bimbingan langsung dari guru. Hal ini juga diakui oleh salah seorang guru di SMAN 5 Makassar, yang mengatakan bahwa “interaksi langsung antara guru dan siswa sangat penting dalam pembelajaran.”

Namun, dengan adanya pembelajaran daring, SMAN 5 Makassar telah berhasil menghadirkan pengalaman belajar yang lebih beragam dan menarik bagi siswa. Dengan memanfaatkan berbagai platform digital dan metode pembelajaran yang inovatif, guru-guru di sekolah ini terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring.

Dalam menghadapi era digital seperti sekarang ini, pembelajaran daring di SMAN 5 Makassar menjadi sebuah keniscayaan. Dengan kesiapan dan kolaborasi antara guru dan siswa, pembelajaran daring dapat menjadi pengalaman belajar yang efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.